Sabtu, 16 November 2013

Sejarah Nokia (V): Divisi Ponsel Dibeli Microsoft, Nokia Optimis Punya Masa Depan


Ketika Symbian menurun popularitasnya, Nokia mulai beralih ke Windows Phone yang dibuat Microsoft. Peralihan ini tak lepas dari CEO baru Nokia, yaitu Stephen Elop, yang sebelumnya merupakan petinggi di Microsoft. Elop juga menjadi orang yang mengumumkan aliansi Nokia dengan perusahaan tempatnya dulu pernah bekerja.

Perubahan pun dilakukan untuk mendukung sistem operasi Windows Phone yang waktu itu masih seri 7. Toko aplikasi dan konten Nokia yang awalnya bernama Ovi berganti nama menjadi Windows Phone Store. Aplikasi pemetaan Nokia Maps pun diintegrasi dengan mesin pencari Bing milik Microsoft.

Menurut laman BBC, Elop enggan untuk ikut-ikutan menggunakan Android seperti vendor lain. Nokia tak ingin larut tanpa ciri khas dan tak memiliki perbedaan dari vendor lain. Tak hanya itu, Elop bahkan menyalahkan "perang ekosistem antara iOS melawan Android", yang malah merugikan Nokia.

Digoyang Samsung, Bergantung ke Microsoft

Telat dalam mengantisipasi persaingan di sistem operasi dengan kehadiran Android dan iOS menjadikan posisi Nokia sebagai raja di pasar smartphone mulai digoyang. Pangsa pasar Nokia bahkan turun hingga 28 persen pada 2010.

Hingga akhirnya, dilansir dari laman BBC, Samsung berhasil menyalip Nokia sebagai penguasa di pasarsmartphone sejak April 2012. Sebenarnya, sejak November 2011 Nokia sudah pasang kuda-kuda dengan merilis Lumia 800. Perangkat berbasis Windows Phone 7 ini menjadi produk pertama yang hadir untuk mengawali barisan lini produk Lumia.

Lumia 800 pun hadir dengan spesifikasi cukup mumpuni. Prosesornya dilengkapi chipset Qualcomm dengan clocking 1,4 GHz, serta didukung grafis Adreno 205 dan RAM 512 MB. Hasil penjualan pun cukup lumayan, dikutip dari PC World, dengan melampaui 1 juta unit pada 26 Januari 2012.

Tapi ini tak cukup untuk menjadi 'benteng' Nokia dari serangan Samsung. Berbagai Lumia lain pun dirilis pada 2012, yang mengincar berbagai segmen. Lumia itu antara lain Lumia 510, Lumia 610, Lumia 710 dan Lumia 900. Dilansir dari laman Cnet, beberapa produk cukup sukses. Salah satunya adalah Lumia 900 yang masuk dalam penjualan terlaris di situs Amazon.

Aneka Lumia | photo: Engadget

Kerjasama berlanjut di generasi kedua, dengan sistem operasi Windows Phone 8. Seperti sebelumnya, Nokia juga merilis berbagai segmen dan harga yang berbeda. Untuk segmen atas misalnya, Nokia mengandalkan Lumia 920 dan yang baru dirilis Lumia 1020. Ada juga segmen menengah seperti Lumia 520 dan Lumia 720.

Dibeli Microsoft

Tak hanya Lumia, Nokia juga berusaha merebut pasarnya dengan merilis lini produk Asha. Dengan Asha, Nokia berharap tetap bisa mempertahankan pasar di negara berkembang seperti India atau Indonesia. Asha berasal dari kata di bahasa Sansekerta yang artinya "harapan". Faktanya, Nokia tak bisa menutupi kesulitan finansial yang dihadapi.

Misalnya saja, Nokia harus mengurangi sejumlah tenaga kerja. Dilansir dari Wall Street Journal, Nokia harus memangkas ribuan pegawai di pabriknya di Eropa hingga akhir 2012. Ada pemangkasan 2.300 pegawai di Hungaria, 700 pegawai di Meksiko, dan 1000 pegawai di Finlandia. Nilai valuasi Nokia juga menurun di bawah US$ 10 miliar.

Tapi di sisi lain, Lumia menjadi 'nafas' baru bagi Nokia. Malahan Lumia juga jadi andalan Micorosoft untuk meningkatkan posisi Windows Phone. Beberapa produk Lumia dengan Windows Phone 8 dianggap sukses, seperti Lumia 920. Posisi ini diperkuat dengan Lumia 1020, perpaduan smartphone dengan kamera canggih.

Kabar pun beredar kalau Microsoft tertarik membeli Divisi Ponsel Nokia. Informasi ini diungkap pertama kali oleh Wall Street Journal pada Juni 2013. Saat itu diberitakan kalau pembicaraan sudah serius, tapi terhambat masalah harga dan masa depan Nokia yang dianggap terpuruk.

Elop dan Ballmer | photo: The Sunday Times

Rumor pun kemudian terbukti menjadi fakta. Microsoft akhirnya mengumumkan telah membeli Divisi Perangkat dan Layanan milik Nokia. Dengan dana tebusan sebesar US$ 7,2 miliar atau sekitar Rp 79 triliun, perusahaan pembesut software yang didirikan Bill Gates itu punya hak atas merek Lumia dan Asha.

Dikutip dari The Verge, kesepakatan ini menyebabkan Microsoft berhak tak lagi mencantumkan nama Nokia di produk berikutnya. Tapi ini tak mematikan nama Nokia, sebab perusahaan Finlandia ini masih boleh memproduksi ponsel fitur.

Masa Depan Nokia

Setelah tak lagi bermain sebagai pembuat perangkat, Nokia dianggap tak punya masa depan. Tentu saja ini dibantah oleh Interim CEO Nokia Risto Siilasmaa, yang ditulis di blognya yang kami kutip dariTechCrunch.

Nokia | photo: Phandroid
Menurut Siilasmaa, perusahaannya tentu saja akan berbeda tanpa bisnis perangkat. "Tapi tetap akan menjadi perusahaan kuat, dengan finansial yang sehat dan tiga bisnis yang tangguh, yaitu NSN (Nokia Solution Network), HERE (pemetaan), dan Advanced Technologies. Masing-masing akan menjadi pemimpin dalam hal teknologi dan inovasi," tulis Siilasmaa.

Sebenarnya Advanced Technologies merupakan divisi baru di Nokia. Bisnis baru ini dibentuk dengan aktivitas di unit yang dipimpin oleh Kepala Teknologi Nokia. Saat ini tim itu masih melakukan eksplorasi baru dan strategi yang tepat.

"Saya percaya ini merupakan awal dari kisah baru Nokia untuk 150 tahun ke depan," tulisnya. 

--
* ditulis juga untuk Liputan6.com dalam tautan ini. | Main photo: Wired


Tidak ada komentar:

Posting Komentar