Kedua konsol ini
siap menghentak pasar dalam beberapa pekan mendatang, yang diharapkan
bisa mulai dimainkan pada masa liburan Natal dan akhir tahun 2013. Lalu
apa saja keunggulan dua konsol generasi terbaru ini? Spesifikasi mumpuni
tentu saja menjadi daya tarik utama.
Baik PlayStation 4 dan Xbox One menawarkan konsol dengan prosesor 8-core berarsitektur x86, media penyimpanan 500 GB, drive untuk disk Blu-ray, output
yang kompatibel dengan TV 4K OLED via HDMI, serta RAM 8 GB. Tentu
spesifikasi ini menyajikan permainan yang lebih menarik, dengan grafis
yang lebih tajam, dan pengalaman bermain yang menakjubkan.
Tentu saja konsol generasi terbaru ini akan menyokong permainan online, yang memungkinkan mode multiplayer. Gamer pun bisa lebih ramai untuk share 'prestasi' permainannya ke media sosial. Dengan berbasis sosial, game tentu saja akan lebih ramai dan menyenangkan.
Bagi gamer
yang sempat mencicipi konsol game sederhana seperti Atari 2600 atau
Nintendo Entertainment System, tentu tiap generasi konsol menghasilkan
kenangan manis tersendiri. Tanpa terasa konsol game sudah berusia 60
tahun sejak pengembangan pertamanya di tahun 1950-an.
Lalu
seperti apa evolusi konsol game? Berikut paparannya yang akan
Liputan6.com sajikan dalam beberapa tulisan berbentuk serial dan dikutip
dari berbagai sumber.
Masa Perintis
Pengembangan
video games sudah dilakukan sejak tahun '50an. Menurut situs Brookhaven
National Laboratory, perintis kehadiran video game ini menyebabkan
orang-orang berbaris di depan Laboratorium itu hanya untuk bermain Tennis for Two. Ini merupakan permainan elektronik pertama yang ditampilkan.
Tapi ketika itu konsol game untuk memainkan video game masih ditampilkan dalam layar oscilloscope di komputer superbesar seukuran lemari, dan belum terhubung ke televisi. Tennis for Two diperkenalkan pada 18 Oktober 1958 dan menjadi permainan pertama dengan controlleryang dipegang di tangan pengguna.
Konsepnya
tentu saja masih sangat sederhana. Game diciptakan seorang ahli nuklir
bernama William Higinbotham, dengan menggunakan tabung sinar katoda
serupa televisi hitam -putih yang dipancarkan ke layar oscilloscope
dengan kekuatan 36 Hertz. Higinbotham mendesain agar pemain bisa
melontarkan bola berupa ke sisi lain yang dibatasi suatu garis (yang
dianggap net) dalam bentuk dua dimensi, seperti tenis.
Di Oktober 1982, majalah Creative Computing menobatkan Tennis for Two sebagai video game pertama. Tapi dalam sebuah pengadilan paten terkait konsol video game pertama yang diajukan Nintendo, Tennis for Two tak dianggap sebagai video game pertama karena tak menggunakan sinyal video.
Konsol Pertama
Tapi konsep konsol game seperti yang dikenal saat ini baru muncul di tahun 1960-an. Mengutip 1Up.com,
adalah Ralph Baer, ilmuwan yang mendesain dan menciptakan prototipe
konsol game bernama Brown Box pada 1968. Setelah sukses dalam
pengembangan dan sejumlah demonstrasi, Brown Box itu pun diproduksi
massal dan berubah nama menjadi Magnavox Odyssey.
Odyssey menggunakan sirkuit analog untuk output dalam menayangkan gambar di televisi. Konsol ini juga menggunakan enam baterai untuk menghidupkannya.
photo: The Verge |
Sebenarnya, Odyssey hanya menyajikan sejumlah titik yang bisa dikendalikan pada layar. Tapi untuk menghadirkan permainan yang asyik, Magnavox melengkapi Odyssey dengan sejumlah aksesori permainan. Tanpa aksesori, di layar hanya terlihat titik-titik biasa. Justru dengan aksesori itulah permainan bisa dimainkan.
Ada sepuluh cartridge yang dihadirkan sebagai game di konsol Odyssey. Tiap cartridge
menyajikan hal yang berbeda, misalnya saja mengendalikan garis untuk
memantulkan bola atau mengendalikan titik. Aksesori itu memungkinkan
penggunanya bermain Hockey, Tennis, atau Rollet.
Permainan lebih berkembang di cartridge nomor 9 hingga 10. Sebab di seri ini konsol Odyssey sudah dilengkapi dengan controllermenembak.
Ini menjadikan pengguna bisa menembak titik-titik ke layar. Dengan
aksesori tertentu, permainan menembak pun didesain seperti koboi.
Seperti apa perminannya? Anda bisa lihat contohnya dalam video di tautan ini.
Lebih Menarik Berkat Atari
Konsol
game generasi kedua lebih menarik berkat seseorang bernama Nolan
Bushnell. Pria inilah yang mendirikan Atari, setelah sebelumnya sukses
menghadirkan arcade game bernama Pong. Sepintas, game Pong
ini memang mirip dengan permainan yang sudah dihadirkan oleh Odyssey.
Tak heran jika kemudian Atari menuai gugatan dari Magnavox.
Tapi Bushnell terus melanjutkan inovasinya dengan membuat konsol video game, setelah dianggap cukup sukses di arcade dengan sejumlah game populer. Dilansir dari situs Atari Museum,
Konsol buatan Atari itu berawal dari kelompok perintis insinyur bernama
Cyan Engineering yang dikuasai Atari pada 1973. Cyan Engineering memang
bertugas untuk melakukan penelitian mengenai konsol generasi terbaru
itu, hingga kemudian terciptalah Stella, prototipe konsol game pertama
besutan Atari.
Stella merupakan CPU, yaitu MOS Technology 6502
dengan versi yang lebih murah dan dikenal dengan 6507. CPU ini
dilengkapi dengan RAM dan chip I/O. Baru pada tahun 1977 Atari
mentransformasi Stella menjadi konsol game Atari 2600, setelah Bushnell
menjual perusahaannya ke Warner Communication seharga US$ 28 juta.
Warner berjanji akan segera merilis konsol game itu secara massal saat
membeli Atari.
photo: I Fix It |
Dengan banderol harga US$ 199, Atari melengkapinya dengan dua joystick dan cartridge untuk permainan bernama Combat, yang menyerupai permainan tank. Tapi tak hanya Combat, sebab permainan yang lebih beragam pun dihadirkan Atari. Game itu antara lain Asteroids, Centipede, Breakout, PacMan, Space Invaders, dan masih banyak lagi.
Meski
begitu Atari 2600 bukan konsol generasi kedua yang pertama kali
diperkenalkan. Di tahun 1976, Fairchild telah merilis Video
Entertainment System. Konsol ini kemudian berganti nama menjadi Channel
F, saat Atari memperkenalkan konsol 2600 sebagai Video Computer System.
Sayangnya
Channel F tak berkembang pesat seperti Atari. Bahkan Fairchild harus
ikhlas untuk menghentikan produksi Channel F saat industri game
mengalami kerugian pada 1977. Ini tentu berbeda dengan Atari yang malah
mendapatkan dana segar setelah Bushnell menjual perusahaan kepada
Warner.
Atari di tahun berikutnya mengalami perkembangan dengan
menghadirkan game 8 bit, dan menghadirkan konsolnya dalam berbagai
variasi produk. Antara lain, Atari 5200, Atari 2800, Atari 2000, dan
Atari 3200. Hingga kemudian para pengembang di Atari mengeluh kepada
perusahaan mereka karena tak mencantumkan nama mereka sebagai kredit.
Kelak, ini menjadi salah satu faktor menurunnya popularitas Atari di
industri game.
Mengutip buku Encyclopedia of Video Games: The Culture, Technolgy and Art of Gaming Volume I, banyak para pengembang yang mendirikan perusahaan software
game sendiri. Salah satu yang terkenal adalah Activision, yang
didirikan sejumlah programmer Atari, yaitu David Crane, Larry Kaplan,
Alan Miller, dan Bob Whitehead.
Tapi Atari mengubah strategi
bisnis berkat Atari 8-bit family, yang menjadikannya beralih ke industri
PC. Perangkat besutan itu antara lain Atari 400 dan Atari 800.
Tentu
saja evolusi konsol game masih terus berlanjut. Kami akan menyajikan
edisi berikutnya, yang ditandai dengan munculnya konsol Nintendo
Entertainment System. (*)
--
* ditulis juga untuk Liputan6.com dalam tautan ini.| Main photo: Moparx.com
--
* ditulis juga untuk Liputan6.com dalam tautan ini.| Main photo: Moparx.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar