Kamis, 05 September 2013

Sejarah BlackBerry (V): Misteri Masa Depan BlackBerry: Dijual atau Bentuk BBM Inc?


Setelah mengalami masa sulit, Research in Motion kemudian berganti nama menjadi BlackBerry. Langkah ini dilakukan sebagai penyegaran dan rebranding, karena nama RIM sudah kadung identik dengan keterpurukan. Dengan dua perangkat baru berbasis BlackBerry 10, yaitu Z10 dan Q10, sepertinya memang menyiratkan harapan bagi perusahaan asal Kanada itu.

Usai dirilis pada akhir Januari 2013, respon terhadap BlackBerry 10 dianggap cukup baik. Di New York Times, David Pogue mengatakan software itu cukup simpel untuk dikuasai, berdesain elegan, serta dianggap komplit. Sedangkan wartawan tekno kawakan Walt Mossberg dari Wall Street Journal memuji keyboard virtual, software kamera, serta messaging hub.

Penjualan Tak Memuaskan

Penjualan BlackBerry Z10 yang merupakan perangkat pertama berbasis BB 10 pun cukup baik di masa awal. Mengutip BBC, hingga akhir Maret 2013, penjualan Z10 mencapai satu juta unit. Angka ini terbilang lumayan. Tapi jika dibandingkan Samsung Galaxy S4 misalnya, Z10 kalah jauh. Sebagai perbandingan, Galaxy S4 capai penjualan 10 juta unit dalam waktu kurang dari sebulan sejak diluncurkan pada 27 April 2013.
photo: Ubergizmo.com

BlackBerry tetap yakin, juga ketika meluncurkan Q10 yang merupakan perangkat kedua berbasis BB 10. CEO BlackBerry Thorsten Heins optimis Q10 laku hingga puluhan juta unit, saat diwawancara Bloomberg. Heins juga yakin Q10 bisa lewati penjualan Z10, apalagi Q10 hadir dengan perpaduan keyboard fisik qwerty dan layar sentuh dengan desain perangkat klasik BlackBerry.

Nyatanya penjualan Z10 dan Q10 tak sebaik yang diharapkan. Analis Peter Misek dari lembaga riset Jefferies, dilansir dari Phone Arena, malah mengungkap kalau BlackBerry memangkas jumlah produksi Z10 dan Q10 setelah penjualan keduanya turun pada Mei 2013.

BlackBerry tak kapok. Sejumlah perangkat baru pun dipersiapkan. Perangkat berikutnya yang diperkenalkan adalah Q5, dengan desain serupa Q10 tapi harga lebih terjangkau. Sepertinya ada perubahan strategi saat BlackBerry merilis Q5, yaitu menjangkau segmen menengah.

Selain itu masih ada perangkat lain yang belum juga diperkenalkan. Perangkat itu ramai dirumorkan masih memiliki kode nama Aristo. Ada yang menyebut kemungkinan itu merupakan produk phablet yang akan hadir dengan desain layar sentuh penuh seperti Z10 dan dirilis dengan nama Z30. Meskipun begitu pasar menanggapi dingin kehadiran Q5, juga rumor tentang Z30.

BBM ke iOS dan Android

Saat BlackBerry berusaha untuk kembali meraih kejayan, muncul saran yang realistis tapi mengejutkan. Saran itu diucapkan oleh John Sculley, mantan CEO Apple di era '80an. Sculley menyarankan BlackBerry tetap memposisikan diri sebagai brand premium, seperti halnya BMW di otomotif. Tak hanya itu, BlackBerry pun disarankan tak lagi menjual perangkat dan fokus kepada pengembangan software.

Dalam hal ini, Sculley melihat potensi besar ada pada BlackBerry Messenger. Karena itu Sculley pun menyarankan agar BlackBerry fokus menggarap bisnis layanan pesan instan via BBM.

Sepertinya banyak yang memberi saran seperti yang disampaikan Sculley. Tapi tetaplah sebuah kejutan ketika BlackBerry mengumumkan akan menghadirkan BBM ke iOS dan Android. "Sudah waktunya menghadirkan BBM ke pengguna yang lebih besar," kata Heins dilansir dari The Verge pada pertengahan Maret 2013 lalu.

photo: FoneArena

Saat ini, menurut BlackBerry, tercatat ada setidaknya 60 juta pengguna aktif BBM tiap bulannya. Tentu ini sebuah potensi besar. Meski begitu angka ini kalah dari aplikasi chat terpopuler WhatsApp yang punya 300 juta pengguna aktif tiap bulannya. Tapi WhatsApp punya keuntungan, sebab hadir di berbagai platform seperti iOS, Android, Windows Phone, Symbian, bahkan BlackBerry.

Meski begitu, hal penting dari pengumuman ini adalah: BlackBerry berusaha mencari jalan keluar dari seretnya penjualan perangkat.

Siap Dijual dan Dirikan BBM Inc

Hingga akhirnya 'gong' itu pun dibunyikan secara resmi oleh BlackBerry. Dewan Direksi BlackBerry mengumkan telah membentuk komite khusus yang juga bertugas menangani penjualan perusahaan. Rumor mengenai penjualan memang mengemuka ketika BlackBerry melakukan sejumlah efisiensi, salah satunya adalah dengan memecat ratusan karyawan. (baca di Bagian IV)

Adapun tugas yang akan dilakukan komite khusus itu adalah "mencari alternatif strategi untuk meningkatkan nilai dan skala penjualan untuk mengakselerasi penempatan BlackBerry 10".

"Alternatif ini bisa termasuk, di antaranya, joint venture (penggabungan perusahaan), kemitraan strategis, penjualan perusahaan, atau transaksi memungkinkan lainnya," demikian pernyataan yang dikeluarkan Dewan Direksi BlackBerry.

Sepertinya ada opsi lain juga yang dipertimbangkan: yaitu menyelamatkan layanan BBM. Wall Street Journal mengabarkan kalau BlackBerry sedang mempertimbangkan untuk melepas BlackBerry Messenger menjadi unit bisnis yang terpisah. Kabar ini memang masih 'gelap' karena baru diungkap sumber yang mengetahui rencana tersebut. Belum ada konfirmasi resmi dari BlackBerry.

Meski dianggap rumor, informasi yang didapat cukup lengkap. Bahkan Wall Street Journal menyebut unit bisnis terpisah itu akan hadir dalam bentuk perusahaan bernama BBM Inc. Sejumlah eksekutif bahkan disebut sudah ditempatkan di BBM. Ada yang menyebut tim sudah bekerja untuk menawarkan fitur selain pesan. Ini termasuk fitur yang sudah tersedia di BBM, misalnya video chat.

Saat dikonfirmasi, BlackBerry enggan berikan  komentar. "Kami sudah mengumumkan rencana kami untuk menawarkan layanan pesan mobile terpercaya itu ke iPhone dan Android mulai musim panas mendatang," kata juru bicara BlackBerry. "Kami belum punya hal lain untuk diumumkan."

Tapi setidaknya ada gambaran yang bisa didapat mengenai masa depan BlackBerry. Pertama, pengumuman kalau perusahaan siap dijual memperlihatkan sikap pasrah BlackBerry akan masa depannya. Kedua, sikap pasrah itu pun berubah menjadi 'exit strategy' atau jalan keluar saat rumor akan hadirnya BBM Inc beredar.

Seperti apa masa depan BlackBerry? Tentu keputusan Komite Khusus yang akan menjawabnya. Kita tunggu saja episode baru BlackBerry dalam beberapa waktu mendatang. (gal)

--
* ditulis juga untuk Liputan6.com dalam tautan ini.| Main photo: ABC News




Tidak ada komentar:

Posting Komentar