Sabtu, 16 November 2013

Sejarah Nokia (IV): `Dihajar` Android, Popularitas Nokia Mulai Turun



Di masa jayanya, Nokia dikenal sebagai 'ponsel sejuta umat'. Ini tentu saja karena banyaknya ponsel buatan Nokia yang beredar di pasaran. Posisi ini pun semakin diperkuat ketika Nokia mengembangkan smartphone dengan sistem operasi Symbian.

Mengutip laman Telegraph, Nokia sukses menjadi produsen ponsel terbesar di dunia sejak 1998. Dominasi Nokia di pasar ponsel begitu kuat, dan mampu bertahan hingga 14 tahun berikutnya hingga 2012. Bahkan di antara 1996 hingga 2001, pendapatan Nokia meningkat 5 kali lipat dari 6,5 miliar Euro menjadi 31 miliar Euro.

'Dihajar Android'

Tapi Nokia sepertinya merasa puas dengan apa yang sudah dicapainya. Hal ini terlihat ketika Apple merilis iPhone pada 2007. Saat itu Nokia merasa tak tersaingi karena memiliki N95 sebagai produk unggulan. Analis teknologi terkenal Robert Scoble di blognya pun menulis kalau N95 lebih baik dari iPhone.
photo: techrepublic.com
Tentu penilaian ini menjadi pertimbangan menarik, sebab Scoble kelak dikenal sebagai fanboy penggemar iPhone. Tapi Scoble mengakui ada beberapa keunggulan N95, misalnya kamera 5 MP dibanding iPhone yang hanya 2 MP. N95 juga dilengkapi 3G dan GPS, tak seperti iPhone. Perlu dicatat, ketika itu Scoble menyebut Apple masih punya potensi karena software yang dianggap keren.

Nokia sepertinya cuek dengan penilaian Scoble. Apalagi di kuartal empat 2007, menurut data Gartner, Symbian menguasai pangsa pasar hingga 62,5 persen. Pesaing terdekat saat itu hanya Windows Phone dengan 11,1 persen dan BlackBerry dengan 10,9 persen. Kemunculan iPhone 3G di 2008 mulai memberikan dampak terhadap Nokia dan Symbian. Pangsa pasar Symbian turun, tapi tetap menguasai pangsa pasar dengan 40,8 persen.

'Kiamat' bagi Symbian dimulai ketika Google memperkenalkan sistem operasi Android. HTC Dream memulai gelombang dominasi Android saat dirilis pada 2008. Tapi mengutip Into Mobile, tekanan baru berlangsung pada 2010. Ketika itu pengguna Symbian seperti Samsung dan Sony Ericsson memilih beralih ke Android. Tapi tidak dengan Nokia.

Perusahaan asal Finlandia ini malah memperkenalkan N8 dengan sistem operasi baru Symbian 3 (foto di bawah). Publik tak tertarik. Dalam sebuah ulasan, The Guardian juga menyebut N8 memiliki keunggulan dari sisi hardware, tapi software Symbian jadi kekurangan. Dari segi intuitif, Android dan iOS dianggap jauh lebih baik.

photo: amazon.com

Hingga akhir 2010, pangsa pasar Symbian jatuh di angka 32 persen. Sebaliknya, Android tumbuh pesat menjadi 30 persen. Momen inilah yang menjadi penanda turunnya pangsa pasar Nokia.

Aliansi dengan Microsoft

Menurunnya popularitas menyebabkan Nokia berusaha untuk melakukan pembaruan. Salah satunya adalah dengan mendatangkan CEO baru. Maka pada 21 September 2010, Nokia menunjuk Stephen Elop sebagai CEO untuk menggantikan Olli-Pekka Kallasvuo. Elop mencetak sejarah dengan menjadi CEO pertama yang bukan orang Finlandia.

Sebelumnya, dilansir dari Cnet, Elop merupakan Kepala Divisi Bisnis di Microsoft yang bertanggung jawab terhadap kesuksesan Microsoft Office 2010. Elop memang tak memiliki keahlian di hardware, sebab lebih lama bergelut dengan software. Sepertinya ini cermin dari kebutuhan Nokia yang memang pudar karena tak bisa menghadirkan software hebat untuk menyaingi Android dan iOS.

Tapi Elop masih memiliki paradigma Microsoft yang begitu kuat. Karena itu dilansir dari laman TechIt, tak heran jika pada 11 Februari 2011 Elop mengumumkan aliansi Nokia dengan Microsoft. Aliansi ini menyebabkan Microsoft akan menggunakan sistem operasi Windows Phone untuk menggantikan Symbian dan MeeGo.

photo: telecoms.com
Meski begitu, Nokia tak sepenuhnya menggunakan Windows Phone. Sebab sistem operasi mobile milik Microsoft itu hanya dimanfaatkan untuk lini produk smartphone. Nokia masih mengembangkan Symbian untuk hadir di ponsel fitur. Kelak, posisi Symbian akan digantikan oleh Asha.

Sialnya, menurut Bloomberg, setelah aliansi diumumkan saham Nokia malah jatuh hingga 14 persen. Angka ini merupakan yang tervesar sejak Juli 2009. Ketakutan pelaku bursa ternyata terbukti. Windows Phone tak bisa mengangkat penjualan Nokia.

Dominasi Nokia di pasar smartphone pun runtuh. Posisinya direbut oleh Samsung. Sial lagi bagi Nokia, perusahaan asal Korea Selatan itu juga yang kelak akan menyingkirkannya dari penguasa di pangsa pasar ponsel fitur.

Tentu ini belum 'vonis mati' bagi Nokia. Sebab beberapa tahun setelahnya, Nokia masih berupaya untuk terus bangkit dengan pembaruan Windows Phone dan lini produk Lumia. Seperti apa? Ikuti episode berikutnya. 

--
* ditulis juga untuk Liputan6.com dalam tautan ini. | Main photo: Cnet

Tidak ada komentar:

Posting Komentar